Menjadi seorang ibu memang dituntut untuk bisa ini-itu. Mengurus anak, mengurus suami, dan mengurus rumah, tiga hal wajib yang rasanya benar-benar menyita waktu. Saya sempat berpikir, apakah setelah menjadi ibu, saya tak lagi bisa melakukan hal lain di luar semua itu? Bukannya saya tidak bersyukur, tapi di dalam hati, ada keinginan lain. Menggapai mimpi misalnya.
Saya suka menulis. Sejak lulus SD saya mulai suka corat-coret buku entah itu menulis pantun, puisi asal jadi, juga cerpen. Kadang seisi kelas bergantian menikmati hasil coretan tangan saya. Hobi itu masih saya geluti sampai SMA. Saat itu saya benar-benar ingin jadi PENULIS! Tapi kemudian, ketika saya lulus dan dihadapkan pada kenyataan hidup, saya membuang mimpi itu.
Lama, setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, lima tahun kemudian saya menemukan dunia menulis online. Saya bergabung dengan grup-grup kepenulisan di facebook. Saya ikuti lomba-lombanya, sampai kemudian saya memungut kembali mimpi yang telah saya buang bertahun-tahun itu. Ternyata, saya masih ingin jadi PENULIS!
Saya belajar dan bertekad menggapai mimpi itu sebelum saya lulus kuliah dan naik ke pelaminan. Alhamdulillah, berhasil. Saya telah menerbitkan 3 novel remaja yang mejeng di toko buku seluruh Indonesia. Mimpi itu telah jadi kenyataan.
Tapi saya kemudian menemukan kenyataan lain. Saya tak bisa mempertahankan label "PENULIS" setelah saya dianugerahi label "IBU". Saya disibukkan dengan bayi kecil, suami, urusan rumah, dan urusan uang. Saya tak lagi punya waktu untuk menulis karena waktu untuk beristirahat saja rasanya kurang.
Saya menikmati kebersamaan dengan anak, suami, dan keluarga. Saya menikmati semuanya. Tapi tetap ada yang kurang. Seperti ketika lidah terbiasa makan pedas, lalu harus dibiasakan makan tanpa cabai. Rasanya kurang ada sensasinya.
Akhirnya, saya membulatkan tekad untuk kembali menulis. Setidaknya dari blog. Blog inilah yang kemudian saya buat untuk melengkapi rasa yang kurang tadi. Saya sekarang seorang ibu, dunia saya tak jauh dari urusan anak dan keluarga. Saya akan menuliskan apa-apa yang saya alami dan mungkin bisa berguna bagi orang lain. Baca: Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Jadi Penulis.
Saya mencari celah untuk dapat menulis. Ketika semua rutinitas telah beres, itulah waktu saya. Di sebelah anak yang tertidur, saya mulai ketak-ketik sambil sesekali mengusap dan menepuk halus punggungnya jika ia gelisah dalam tidurnya. Kadang pula saya buru-buru membuat susu jika si kecil mulai merengek haus.
Kalau Jagoan ini bangun, aktivitas ketak-ketik berubah jadi tepak-tepuk :D |
Untuk satu postingan, saya menghabiskan waktu paling tidak 2-3 jam di malam hari. Itulah mengapa rata-rata postingan saya dipublish tengah malam. Kalau ada yang dipublish pagi atau siang, itu pasti karena si kecil tidurnya tidak tenang, sehingga saya terpaksa berhenti menulis dan melanjutkan sisa tulisan untuk diposting esok harinya.
Begitulah, saya sedang berusaha konsisten untuk terus menulis. Karena saya yakin, menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tak bisa melakukan hal lainnya. Banyak ibu-ibu di luar sana yang tetap bisa mengatur waktunya untuk menggapai mimpi. Kalau mereka bisa, saya juga bisa kan?
"Ciptakan peluangmu, Bu! Kita tetap bisa bermanfaat bagi dunia meski telah jadi ibu-ibu..."
Diikutsertakan dalam Giveaway Cerita di Balik Blog
Akupuuunn sering posting tengah malem, pas kelarnya tengah malem sih.. soalnya mulainya pas si kecil pules. hihihihi
ReplyDeleteIya tapi kadang juga si kecil suka gelisah kalo ada yang ketak-ketik di sampingnya. Hehe.
DeleteSemnagt terus nge-blognya, mbak.... ^_^
ReplyDeleteAamiin.. Semoga bisa :D
DeleteEmang yaa... Jd ibu itu seru-seru sedap. Hehe... Kudu pinter bagi waktu supaya ttb bisa ngeblog, yaa meskipun kebersamaan dg keluarga itu membahagiakan, tp kadang bs penat jg, nah ngeblog bisa jadi obat jenuhnya. :)
ReplyDeleteIya, kalo itu-itu aja yang dikerjain takutnya malah stres terus blognya berubah Jadi Ibu Itu Stres :D #amitamit
Deletebanyak temannya ya mbak. paling puas kl udah posting yang proses nulisnya sampe berhari-hari atau super kilat di antara kesibukan.
ReplyDeleteIya juga sih. Justru menulis di sela kesibukan itu lebih menantang ya mbak.
DeleteSama ya mba, aku juga gitu nih, baru bisa punya waktu ngetik klo anak2 dah terbang ke alam mimpi :)
ReplyDelete