Malaikat Kecilku

Setahun sudah rumah tangga kami, kejenuhan pun mulai ada. 

"Umi, coba ada dedek bayi ... pasti ramai! Kalau cowok, makin seru karena bisa main sama Abi," celoteh suami. 

Mendengarnya, aku hanya bisa berucap dalam hati, "Kenapa Allah belum memberiku momongan?"

Akhirnya, kami yang menikah tanggal 11 Juli 2012 kemudian ikut program hamil. Banyak dokter kami datangi, sampai akhirnya dokter mendiagnosa kalau ada kista di rahimku. Setelah itu, setiap hari kuminum obat dan rebusan daun sirsak. Alhamdulillah sembuh. Suami lalu mengajak program hamil ke RS Siloam. 

Pada 10 Maret 2014, aku merasa mual dan hasil testpack positif. Syukurlah. Selang beberapa bulan, aku nyidam ikan asin dan sate kambing. Saat itu rasanya begitu nikmat. Sampai akhirnya usia kandungan menginjak 32 minggu, aku jadi sering pusing, kaki bengkak, dan susah tidur. 

Kemudian aku periksa ke sebuah klinik bersalin di Jakarta. Ternyata tekanan darahku 200/120 mmHg! Astagfirullah ... Aku menginap selama 10 hari dengan beragam terapi yang dokter beri. 

Waktu persalinan tiba. Pada 29 September 2014, aku menjalankan SC pada pukul 07.15 WIB dan keluar pukul 08.30 WIB. Begitu tangisan pertama malaikatku terdengar, sungguh bahagianya aku menjadi seorang ibu. Usainya, aku dibawa ke ruang VIP B Mawar, tempat keluargaku menunggu. Sayangnya, bayiku yang terlahir prematur dengan berat hanya 1538 gram harus dibaringkan di dalam incubator Ruang Seruni.

Esok harinya ketika badanku pulih, kuantarkan ASI untuknya. Selalu begitu hingga 4 hari pasca oprasi dan dokter membolehkanku pulang. Tapi tidak dengan bayiku, karena beratnya belum mencapai 2500 gram. Selang 2 minggu kemudian, ada kabar kalau bayiku terkena infeksi. Lutut ini jadi gemetar dan lemas melihatnya kurus dan warna kulitnya kuning. Aku menyalahkan diri sendiri karena tidak menjaga pola makan selagi hamil. 

Kemudian, aku bertemu seorang ibu yg bernama Dina. Anaknya juga prematur dan dirinya sewaktu hamil diagnosa preeklampsia berat (PEB), sama seperti diriku. Ia berkata, "Umi Al, tengokin dedek tiap hari dong biar dia semangat melawan penyakitnya. Anak lebih senang dijenguk setiap hari, sama seperti teman-temannya di sini yang juga ditengokin ayah bundanya tiap hari." 

Dari situlah lalu aku dan suami tinggal di Jakarta untuk membawakan ASI dan menyemangati bayi kami tiap hari. Alhamdulillah ... setelah 3 minggu dirawat, bayi kami diperbolehkan pulang. Sekarang, 29 Januari 2015, genap 4 bulan usianya dan sudah 5800 gram. Malaikatku juga pintar dan aktif. Alhamdulillah ...


Dimuat dalam buku Nikmatnya Jadi Ibu (27 Aksara, 2015)

Penulis: Dita Susilawati, seorang bidan yang memiliki hobi membaca ini tinggal di jalan raya Tanjung Lesung KP Neglasari RT. 02/01 DS. Panimbang Jaya Kec. Panimbang Kab. Pandeglang Banten. Ibu muda berkelahiran Pandeglang,14 Februari 1991 bisa dikontak via akun facebook Dita Susilawati.

Dita Susilawati
NewerStories OlderStories Home

0 komentar:

Post a Comment