Jangan Asal Memberi Nama Bayi

Akhir-akhir ini, nama-nama aneh bermunculan. Setelah nama Tuhan diekspos, menyusul pula nama-nama lain seperti Saiton, Malaikat, D, Andy Go To School, N, dan (.). Tentu saja masih ada banyak nama-nama tak biasa di luar sana yang lebih aneh dan unik. Sah-sah saja memang karena memberi nama adalah hak orangtua. Tapi alangkah baiknya jika kita berpikir matang-matang sebelum menyematkan nama tersebut untuk buah hati kita. Jika kita kembali merujuk ke literatur agama Islam, memberikan nama anak yang baik pun merupakan salah satu kewajiban orangtua terhadap anak. Jadi, anak berhak mendapatkan nama yang baik untuknya.

Nama adalah doa seumur hidup yang akan disandang oleh anak. Nama yang artinya baik, memiliki pengharapan yang baik pula. Nama yang dipilih tersebut, kelak dapat mempengaruhi kepribadian, cara hidup, dan lingkungan anak. Oleh karena itu, seharusnya orangtua memberikan nama yang baik sebagai penginspirasi kebaikan dalam hidup sang anak.

Bagi pasangan muda yang baru menikah dan tengah menanti kehadiran buah hatinya, momen pemilihan nama bayi menjadi hal yang tak kalah seru dan pentingnya dibanding persiapan persalinan yang lain seperti mempersiapkan perlengkapan bayi. Bahkan bisa dibilang, memilih nama bayi terasa lebih sulit daripada mempersiapkan hal-hal tersebut.

Artikel terkait: Persiapan Persalinan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memilih nama anak yang baik, yaitu:

1. Cari nama yang memiliki makna

Carilah nama yang memiliki makna bagus. Bisa dengan mengambil nama-nama religius, mengambil nama-nama pemimpin dan orang populer, mengambil nama-nama benda, bisa juga dengan menggabungkan nama orangtua. Setelah didapat nama yang indah, carilah maknanya dalam berbagai bahasa. Jangan sampai nama yang kita pilih memiliki arti negatif dalam bahasa lain.

2. Cari nama yang mudah dieja

Hindarilah pemberian nama yang terlalu unik dan susah dieja. Hal ini bisa mempersulit anak semasa sekolah nanti. Nama yang mudah dieja mengantisipasi kesalahan pemberian nama di ijazah anak. Begitu pun nanti di dunia kerja.

3. Cari nama yang tegas menjelaskan jenis kelamin

Pilihlah nama yang jelas untuk anak laki-laki atau perempuan. Jangan memberi nama 'feminim' untuk anak laki-laki dan sebaliknya. Itu bisa menyulitkan anak di dunia kerja yang nantinya bisa saja mensyaratkan gender tertentu.

4. Cari nama yang kelak tidak membuat anak tertekan

Nama berpengaruh terhadap rasa percaya diri anak. Jika dia tidak menyukai namanya, maka ia akan minder ketika bergaul. Pikirkanlah nama yang tidak memancing ejekan teman-temannya. Jangan sampai nama yang kita pilih dapat dengan mudah diplesetkan menjadi nama jelek dan menjadi bahan memperoloknya di sekolah. Penting juga untuk menyesuaikan nama dengan zaman karena memberi nama yang terlalu klasik  pun dapat membuatnya tertekan.

Sebagai referensi, ada banyak buku nama-nama bayi yang terbit dan beredar di pasaran. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan internet. Banyak situs yang bisa kita kunjungi untuk menambah ide-ide nama bayi. Atau bisa juga meminta masukan dari orang yang lebih tua dan lebih berilmu. Boleh kakeknya, boleh juga Kyai atau Ustadzh. Hal ini untuk lebih meyakinkan lagi apakah nama yang kita pilih sudah benar-benar baik bagi anak kita sehingga kelak tidak ada penyesalan. Seperti yang kita tahu, nama adalah doa. Semakin sering disebut, sama artinya semakin sering didoakan. Maka, masihkah kita mau asal-asalan memberi nama? Bisa jadi nanti doa itu dikabulkan!

Saat peresmian nama Muhammad Khalid Rizieq
NewerStories OlderStories Home

0 komentar:

Post a Comment