Wonder Woman

Bagaikan dapat durian runtuh, itulah pepatah yang pantas menggambarkan perasaanku pada saat aku dinyatakan positif hamil. Aku tidak menyangka sama sekali kalau aku bisa hamil secepat itu. Karena belum lepas dari ingatanku indahnya masa-masa menjadi pengantin. Hanya kurang lebih 2 bulan pernikahan, aku sudah positif hamil. Padahal sama sekali aku dan suami tidak pernah merencanakan mau punya anak secepat itu. Kami berdua enjoy saja, hanya menyerahkan nya saja semua kepada Allah. Tapi ternyata Allah member kepercayaan kepada kami. Dia memberikan kami anugerah yang paling indah dalam hidup kami.

Senang sekali aku rasanya karena sebentar lagi aku akan punya baby dan menjadi seorang ibu. Apalagi kehamilanku ini tidak seperti kebanyakan orang. Aku tidak mengalami muntah-muntah. Aku hanya mual saja, badan lemas, dan bawaannya ngantuk, serta malas. Tapi semua itu bisa aku jalani dan aku lewati seperti biasa. Aku masih bisa bekerja dan melakukan aktivitas. Tapi suamiku melarang aku terlalu capek. Dia tidak membolehkan aku mengerjakan pekerjaan rumah. Semua pekerjaan rumah, suamiku yang mengerjakannya.

Sungguh aku tidak tega sekali melihat suamiku harus menggantikan posisiku di rumah padahal aku tahu dia juga capek. Dia sudah bekerja di luar dan sampai di rumah harus mengerjakan pekerjaan rumah lagi. Tapi suamiku marah kalau dia tahu aku mengerjakan pekerjaan rumah. Dia sangat sayang dan perhatian sekali pada saat aku hamil. Dia selalu mengantarkan aku periksa kandungan setiap bulan. Dia juga selalu membelikan aku susu hamil, vitamin, dan buah-buahan. Pokoknya suamiku baik bangetlah. Apalagi dia tahu kalau aku mengandung anak laki-laki. Suamiku makin dan semakin sayang sama aku. Dan beruntungnya lagi calon bayiku pengertian sekali.

Aku tidak ada ngidam yang aneh-aneh. Dan aku juga masih bisa bekerja di luar. Meskipun suamiku juga melarang aku kerja di luar tapi aku tidak bisa harus di rumah lama-lama. Aku tidak betah karena aku memang sudah terbiasa bekerja. Sampai usia kandunganku 9 bulan 10 hari aku masih bekerja. Sampai-sampai bosku di tempatku bekerja selalu memberi pujian kepadaku karena dia bilang aku Wonder Woman.

Aku masih sanggup bekerja padahal aku sudah mau melahirkan dan aku juga tidak pernah bolos bekerja walaupun sedang hamil. Karena bagiku hamil bukan alasan untuk kita jadi orang yang malas. Apalagi kata orang-orang, apa yang kita lakukan dan kita ucapkan pada saat hamil akan terasa dampaknya kepada anak yang kita kandung. Makanya aku selalu melawan rasa malasku pada saat hamil. Aku rajin sekali bekerja agar anakku juga jadi orang yang rajin. Hanya pekerjaan rumah saja yang tidak aku kerjakan karena suamiku yang tidak membolehkannya.

Waktu tibanya usia kandunganku menginjak usia 9 bulan 10 hari, aku mengeluarkan bercak darah. Aku terpaksa minta izin pulang sama bosku padahal aku baru tiba di kerjaan. Dan bosku mengizinkan aku pulang. Aku hubungi suamiku lalu dia permisi juga dari kerjaannya dan menjemput aku pulang ke rumah. 

Tiba di rumah,aku tidak merasakan apa-apa. Bercak darah pun tidak ada keluar lagi. Sampai malam harinya baru aku merasakan perut bawahku perih tapi masih bisa aku tahan. Besok paginya lalu aku diantar orangtuaku ke rumah sakit karena aku merasakan sakit yang luar biasa. Satu hari lamanya aku merasakan perutku mules. Sampai-sampai aku mengeluarkan darah yang begitu banyak. Katanya sich aku mengalami kembar darah. Sakitnya sungguh luar biasa. Aku pun tidak tahan lagi dan akhirnya memutuskan untuk Caesar. Walaupun suami dan kedua orang tuaku tidak mengizinkan tapi aku tetap niat ingin Caesar. 

Akhirnya operasi di lakukan malam itu juga. Alhamdulillah, berjalan lancar.Aku melahirkan anak laki-laki dengan berat 2,7 kg dan panjang 4,5 cm. Sekarang anakku sudah berumur 13,5 bulan.

Dimuat dalam buku Nikmatnya Jadi Ibu (27 Aksara, 2015)
Penulis: Andriyani Oktavia Samosir, lahir di Medan tanggal 15 Oktober 1986 lalu. Ibu rumah tangga yang gemar menulis ini berdomisili di jalan Meteorologi 1 No.12 Kel. Indra Kasih Kec. Medan Tembung Medan- Sumut. Untuk kontak lebih lanjut bisa via akun facebook Yanie Yurie.

Andriyani Oktavia Samosir
NewerStories OlderStories Home

0 komentar:

Post a Comment