ASI Untukmu, Nak...

Sabtu, 23 November 2013 pukul 02.59 WITA adalah hari yang paling membahagiakan untukku dan suami. Hari itu, lahir putri cantik yang kami beri nama Zahra melalui persalinan normal di usia 33 minggu kehamilan. Ia lahir prematur dan memiliki berat badan rendah 2,1 Kg. Kecil dan mungil sekali. Ia dirangsang lahir karena diare yang terjadi padaku mengakibatkan air ketuban merembes sehingga dokter kandungan menyarankanku untuk segera bersalinan. Ada yang mengatakan bahwa aku beruntung masih diberi kesempatan untuk melahirkan secara normal, karena jika ibu hamil mengalami kejadian seperti itu maka kemungkinann besar akan bersalin lewat operasi.

Kini aku adalah seorang ibu. Aku sangat bersyukur diberi kesempatan merasakan nikmat melahirkan dan menjadi ibu. Tak ada proses belajar sebelumnya, semua seolah mengalir begitu saja. Inilah kekeliruanku yang berdampak setelah melahirkan. Akhirnya ... Aku masih takut dan belum benar menggendong anakku. Karena itulah perlu beberapa hari, aku baru bisa menggendong dan memeluknya dengan benar. Selain itu, tekadku harus memberi buah hatiku ASI eksklusif minimal 6 bulan. Siapa yang tidak mengetahui bahwa di dalam ASI banyak sekali kandungan yang bermanfaat untuk buah hati. Ada zat besi, vitamin, protein, kalsium dan lain-lain. Tentunya itu sangat membantu untuknya yang terlahir prematur.

Alhamdulillah ... beberapa jam paska melahirkan, saat dia keluar dari dalam incubator, ASI sudah bisa kuberikan padanya. Rasanya, Subhanallah ... menakjubkan sekali bisa merasakan nikmat menyusui. Berat badan rendah membuatnya perlu sekali ASI untuk membantu pertumbuhannya agar organ tubuhnya kian sempurna.

Ia mungil sekali, sehingga ada yang mengatakan mungil seperti botol. Sedih? Pasti. Namun, inilah ketentuan dari-Nya. Semua orang pasti menginginkan anaknya terlahir sempurna. Di kala aku sedih, suami menghiburku dengan mengatakan, “Bersyukur diberi kepercayaan sama Allah. Itu adalah rezeki yang tak terhingga. Yuk, kita berikan yang terbaik untuk Zahra.”

Menjadi ibu haruslah siap. Siap untuk apa pun. Salah satunya siap begadang. Selain demi menyusui, juga untuk mengganti popok si kecil yang basah. Aku merasakan tidur tidak teratur, mungkin hanya 2 atau 3 jam. Sungguh luar biasa yang namanya Ibu.

Pernah suatu hari, seorang teman berkunjung ke rumah. Ia senang bertemu Zahra dan tidak segan menggendongnya. Ia amati wajah Zahra yang kata orang mirip sekali dengan abinya. Saat itu ia mengatakan wajah Zahra agak kekuningan. Aku terkejut, mengapa demikian? Lalu kusampaikan hal itu pada mama. 

Beliau mengatakan, “Ah, biasa bayi seperti itu. Disusui saja terus tiap 2 jam sekali. Kalau dia tidur, dibangunin. Kalau ada sinar matahari pagi, coba dijemur!” 

Aku lakukan apa yang disarankan Mama. Tapi setelah beberapa hari, tidak ada perubahan. Hingga kulihat matanya agak sedikit kekuningan. Aku khawatir, berharap bukanlah sesuatu yang membahayakan. Lalu Zahra kubawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar bilirubinnya masih normal, hanya perlu terus diberi ASI dan rutin dijemur antara jam 7 – 9 pagi hari selama 15-30 menit. Mungkin aku harus bersabar sedikit untuk melihatnya bebas dari kekuningan. Perlu diketahui, apabila kadar kadar bilirubin tinggi akan mengakibatkan komplikasi yang dapat merusak otak si kecil.

Beberapa hari kemudian, Zahra tidak kuning lagi. Senang sekali. Wajah merahnya kembali seperti semula. Tapi masalah baru muncul, ada bintik merah kecil menghinggapi pipinya. Sepupuku yang melihat mengatakan, “Mungkin hanya kena ASI, coba diberi baby oil sesering mungkin”. Aku yang tidak tahu apa penyebabnya, menurut saja. Namun bintik-bintik merah kecil itu bukannya hilang, malah semakin bertambah hingga ke lehernya. 

“Apa lagi sih yang mengganggumu? Sabar ya, Sayang!”

Aku mencoba untuk tidak khawatir, tapi tetap tidak bisa. Segera aku dan suami membawa buah hati kami ke dokter anak. Kemungkinan alergi beberapa jenis makanan atau alergi susu sapi, itu yang disampaikan dokter anak. Aku dan suami bingung, alergi susu sapi? Zahra kan hanya minum ASI? Ternyata bisa jadi, makanan yang kukonsumsi dan mengandung susu sapi terbawa ke ASI sehingga dia yang terkena. Setelah itu, tidak ada lagi susu cokelat dan apa pun yang mengandung susu sapi yang dapat kukonsumsi. Sedihnyaa ... tapi demi buah hatiku, apa pun pasti akan kulakukan. Alhamdulillah, setelah usia Zahra 1 tahun, ia sudah tidak alergi susu sapi lagi.

Masa 3 bulan cuti melahirkan akhirnya usai. Untuk karyawan honorer sepertiku, sungguh sangat menyenangkan dapat kesempatan cuti selama itu. Setelah itu menjadi masa yang sangat menyedihkan, aku harus meninggalkan Zahra bersama orang lain. Akan tetapi, kami tetap komitmen memberinya ASI hingga minimal 6 bulan. Jadi selama di tempat kerja, aku mencari waktu luang dan tempat yang aman untuk memompa ASI. Tips yang kudapat agar ASI banyak yang keluar yakni tetap rileks dan santai ketika memompa agar ASI bisa terkumpul banyak. Pemompa ASI, botol kaca untuk ASI dan tas baby menjadi faktor pendukung yang sangat membantu proses pengiriman ASI untuk Zahra. Suami dengan senang hati mengambil ASI anakku dari tempat kerja. Semua kami lakukan untukmu, Nak ...

Pernah suatu hari, ASI yang kustok ternyata tidak mencukupi. Zahra menangis karena haus. Stok ASI yang juga ada padaku, yang kusimpan dalam kulkas kantor, juga belum diambil suami. Karena haus yang tak tertahankan, akhirnya tanteku yang menjaga Zahra saat itu memberinya sedikit susu sapi sambil menunggu abinya membawa ASI dari tempat kerja. Alangkah terkejutnya tante ketika melihat seluruh badan zahra berubah kemerahan. Ini karena Zahra alergi susu sapi. 

Selama 6 bulan dia mendapat ASI ekslusif. Alhamdulillah ... Meski prematur, ASI-nya terpenuhi. Padahal sejujurnya puting payudara saya hanya satu yang berfungsi dengan baik. Yang banyak mengeluarkan ASI hanya sebelah kanan, sedangkan yang sebelah kiri tidak bisa karena putingnya datar. Semangat untuk memberikan ASI ekslusif yang begitu kuat, dorongan dari suami serta melihat Zahra yang sangat membutuhkan, membuat saya bisa menyusui si kecil selama 6 bulan. 

Kini dia sudah menginjak 14 bulan dan masih minum ASI, dibantu dengan MPASI dan susu formula. Meski premature, dia tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Saat ini bahkan Zahra sedang belajar berjalan. 

Ah ... Bersyukur menjadi seorang wanita, memiliki nikmat mengandung, melahirkan dan menyusui. Terima kasih Allah atas nikmat tak terhingga ini. Terima kasih ...

Dimuat dalam buku Nikmatnya Jadi Ibu (27 Aksara, 2015)
Penulis: Nur Ayu Saputri, biasa disapa Ayu ini lahir di Samarinda, 11-09-1989 dari pasangan H. La Djangka dan Hj. Nursiah. Saat ini tinggal dan menetap bersama suami berdarah suku Gayo yang bernama Win Salamsyah Lingga di kota Medan, Sumatera Utara. Memiliki seorang buah hati yang cantik bernama Zahratul Mirotsa Lingga yang kini berusia 14 bulan. Kegiatan sehari-hari selain menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan seorang ibu, juga membantu menjalankan usaha Ummina Tour and Travel bersama suami. Senang mendengarkan musik beraliran pop song, menyukai membaca novel karya Tere Liye dan saat ini senang sekali memasak. Untuk menjalin tali silaturahim, Fb: @ummu zahra ummina travel WA.082352324590.

Nur Ayu Saputri
NewerStories OlderStories Home

1 comment:

  1. MGM Grand Casino & Resort - Dr.MCD
    The MGM Grand Casino & Resort is 서울특별 출장샵 a luxury hotel and casino 양산 출장샵 located in The 김해 출장샵 Strip. It features 부천 출장샵 a seating area, an on-site spa and a sauna. Rating: 4 · ‎2 부산광역 출장마사지 reviews

    ReplyDelete